Setiap hari kita disuguhkan aneka ragam pemberitaan media tentang potret wajah murung bangsa kita, Indonesia. Korupsi, diskriminasi, fasisme, konspirasi, kekerasan, kemunafikan, dan pemberitaan berlebihan atas carut-marut bangsa, seakan sudah menjadi menu harian kita semua. Belum lagi menjamurnya acara infotainment yang menyebalkan tentang kehidupan selebritis, atau banyak sinetron ‘bodoh’ yang hanya mengejar rating iklan tanpa memberi arti bagi para penonton setianya, tak jarang kekerasan menjadi semacam ‘wajib tayang’ pada setiap adegan demi adegan, yang tragisnya dinikmati adek-adek kecil kita. (Damn! Sedari dini, adek kita sudah ‘dibajak’).
Ada lagi ‘hingar-bingar’ tren musik menye-menye monoton disaat bangsa kita saat ini sedang butuh musik yang berlari, menghentak dan sedikit kencang! Ya kita semua sangat butuh asupan ‘vitamin’ musik rock. Dengarkanlah, dan anda akan menjadi api yang berapi-api membakar!
Semua berjalan sedemikian rupa setiap hari, seakan-akan tidak ada sesuatu yang baik, yang bisa ‘dipertontonkan’ atas bangsa ini. Pemberitaan juga bisa ‘disetting’ sedemikan rupa oleh para penguasa dan pemilik modal besar, konspirasi politik dan segala tetek bengeknya, untuk mempertahankan kekuasaan dan menambah timbunan pundi-pundi rupiah oleh kapitalis, dan membuat kita sebagai rakyat menjadi bingung. Bingung mau dibawa kemana bangsa ini? Ada apa dengan Indonesia?
Terlebih lagi orang yang tidak mengerti, akan semakin tidak mengerti dan tidak mau tahu atas bangsa ini. Yang penting hari ini saya bisa makan, persetan dengan apa yang dilakukan penguasa dengan para pemilik modal. Mungkin begitu anggapan sebagian orang. Ada lagi orang yang sudah pasrah pada keadaan bangsa kita. Sebenarnya tahu tapi pura-pura tidak tahu, Apapun yang terjadi pada Bangsa ini, saya tidak tahu lah. Ikuti saja semuanya. Yang penting saya bisa makan kenyang, bersenang-senang dan mengamankan kekayaan untuk keturunan saya saja. Nah orang yang seperti ini mungkin yang bisa dikatakan paling berdosa. Mereka mengerti keadaan sebenarnya, bahkan pintar, cerdik tapi dengan segenap caranya juga sebagai ‘penjilat’ pengusaha dan membodoh-bodohi masyarakat. Mereka sudah pasrah sama bangsa ini, sudah pesimis bahwa bangsa ini sudah bobrok, sudah takdirnya bangsa ini seperti ini.
Apa benar seperti itu?
Akhirnya seakan-akan bangsa ini tidak memiliki sebuah kebanggaan atas perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan atau para pemuda Indonesia yang berprestasi di ajang Nasional maupun Internasional ataupun cerita-cerita rakyat yang penuh kearifan lokal yang membentuk budi pekerti luhur Indonesia. Jarang juga dipertontonkan seni kebudayaan asli Indonesia sebagai bangsa multikultural dan yang sudah jelas di mata dunia, keindahan alam yang sangat menawan bumi nusantara kita. Ini rumah kita, milik kita semua.
Sebuah rumah besar nan elok, terdiri dari pulau-pulau, samudra, landscape yang menarik, beranekaragam jenis flora dan fauna dan dihuni oleh beragam suku agama, hidup dalam kedamaian dan saling mengedepankan gotong royong dan ada PANCASILA sebagai pedoman hidup dan UUD 1945 sebagai acuan untuk setiap langkah kita sebagai penghuni.
Tentunya PR buat kita para pemuda Indonesia, sebagai generasi yang ‘terbakar’, semangat kita harus berapi-api untuk menegakkan keadilan, kehormatan bangsa, jangan selalu seperti ini. Tentunya sangat berdosa rasanya membiarkan Bangsa tercinta ini, menjadi ‘budak’ oleh negara-negara barat, dan sesungguhnya sampai saat ini kita masih dijajah. Lebih kejam dan sangat tidak berperikemanusiaan. Yah, begitulah kalau kita sebagai pemuda tidak mempunyai harapan atau keoptimisan dengan Bangsa Indonesia tempat kita hidup, beraktifitas dan mencari makan.
Semua-semua yang terjadi, yaitu penyelewengan kekuasaan, korupsi, penghianatan terhadap bangsa seakan-akan sudah menjadi ‘mindset’ yang sudah biasa. Semua beranggapan bahwa semua yang seperti ini memang pola-pola kehidupan yang sudah sangat terbiasa di masyarakat. Jadi tak ada rasa bersalah melakukannya, toh juga semua orang biasa melakukannya. Misalnya,
Kenapa kamu buang sampah sembarangan? || Semua orang melakukannya
Kenapa korupsi? || Semua orang melakukannya
Kenapa menerobos lampu merah? || Semua orang melakukannya
Iya, karena semua melakukannya. Kalau terus seperti ini, sampaia kapanpun Bangsa ini akan selalu dijajah. ‘Penjajah’ sudah pasti tertawa melihat keadaan bangsa seperti ini. Inilah yang mereka kehendaki. Dan kita menganggap kita sudah merdeka?
Ada apa dengan Indonesia?
No comments:
Post a Comment