Kenapa judul postingan ini judulnya seperti itu? Karena memang kita warga negara INDONESIA dan kita kuliah di UNIVERSITAS GADJAH MADA. Kampus majemuk, kampus bhinneka, kampus plural yang [harusnya] mengajarkan bagaimana menghargai perbedaan. Kita semua berbeda dan tidak perlu ada upaya untuk menyama-nyamakan, karena kita semua menghargai perbedaan, karena berbeda itu indah. Dan coba renungkan sejenak, bagaimana indahnya sebuah perbedaan yang saling mengisi rongga-rongga kekosongan yang terdapat pada masing-masing.
Ini indah, damai, ini semua design dari Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila juga menyebutkan pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kita sebagai warga negara Indonesia, yaitu berbeda agama, suku, logat bahasa, perwatakan dan banyak lagi. Bhinneka Tunggal Ika. Betapa hebatnya para founding father kita di masa yang lalu sudah bisa mempersatukan Nusantara dari berbagai macam budaya dan sifat-sifat kedaerahannya. Dan kita terlahir dimasa sekarang, terlahir di atas tanah air tercinta yang kita sebut INDONESIA. Jadi mungkin begini ya. Kita Indonesia! Kita UGM! dan harusnya setelah itu ada Kita berbeda-beda! Dan kita bangga! Dan KITA BISA!!!! *yang ini dengan teriak scream ala penyanyi band metal m/
Itu diatas sebenernya cuma abstraksi otak saya atau rancauan rancu dari sedikit pemikiran 'aneh' saya di sore ini, setelah lelah kampanye hari ke-2, kenalan dengan banyak orang, mendengar keluhan dari temen-temen, mendengar aspirasi mahasiswa UGM dan secara langsung saya bisa mengumpulkan dalam satu kotak harapan untuk perubahan. Harapan untuk mendobrak tembok kekar (mungkin) untuk perubahan yang lebih baik pada kampus kita ini.
Jadi begini, agak sulit ya mengungkapkannya, namun saya akan coba. SAYA BISA!!! *ini juga dengan teriak ala band scream emo.. *ga penting *abaikan *plak *malah jadi kaya twitter gini..
UGM itu merupakan representasi dari INDONESIA dalam konteks ini keberagaman mahasiswanya yang menimba ilmu di UGM. Jadi kita sebagai mahasiswa adalah bisa dikatakan sebagai proyeksi Indonesia di masa depan. Namun, dalam proses pembelajaran organisasi di kampus sering kita menghadapi dilema yaitu ke'homogen'an. Maksud saya begini, suatu organisasi dari ketua sampai jajaran stafnya 'dikuasai' oleh golongan 'itu' saja. Satu jenis!. Tiap tahunnya mereka membuat pola-pola kegiatan untuk mengakomodir kepentingan golongannya saja. Mereka bersenang-senang dengan cara 'mereka' saja. Dan regenerasi yang 'bagus', membuat tahun depannya lagi, ya seperti itu lagi. Orang-orang yang mempunyai 'ideologi' yang sama berkumpul dalam suatu kumpulan dan menganggap orang yang tidak ikut mereka adalah orang yang 'apatis', 'autis' atau tidak peduli. Tragis. Mahasiswa yang 'lain' juga berhak untuk diberi ruang dalam berkreasi dan ingin berpendapat, ingin beraspirasi. Jadi itung-itungan kasarnya kita disini semua belajar menjadi warga negara Indonesia yang baik, menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan teteup harus yang utama berlandaskan Pancasila. PANCASILA.
Sebenarnya, kita semua bukan tidak peduli atau bagaimana, lebih tepatnya mungkin sudah capek. Sudah cepek menebak pola-pola tiap tahunnya yang seperti itu. Kepuasan mahasiswa seharusnya berbanding lurus dengan antusiasm mahasiswa dalam menentukan pilihan pemimpin yang baik (dalam konteks ini, PEMIRA). Namun, yang terjadi penurunan jumlah pemilih/voters dalam PEMIRA tiap tahunnya. Apa yang salah? Ini UGM bung, kampus orang-orang berpikiran global, kampus yang menjunjung kearifan lokal, kampus yang sekiranya bisa menerapkan konsep demokrasi sejak pembelajaran pada politik kampus.
Oke, saya menulis ini hanya untuk curahan hati saya dan temen-temen mahasiswa yang sudah capek. Ya capek ngetik, mau mandi dulu biar seger.. *apa hubungannya? *abaikan
Mari renungkan bersama, resapi dan coba untuk kritis menganalisis permasalahan seperti ini. Sebelum kita menyelesaikan permasalahan bangsa. Dimulai dari yang paling kecil. Yuk..! :)
Hidup MAHASISWA GADJAH MADA!
Cintaku mengabdi negeri...
Cintaku di kampus biru..
Untuk hiduplah Indonesia Raya..
Mak, ngeri kali... Saya setuju bli.. Btw, bisa tampung aspirasi saya ga ?? Kok saya pengen UGM itu punya festival seni ya, 3 hari gt.. Tampung semua karya anak UGM ini, ya musik, ya lukisan, ya tarian, ya masakan.. bayangin yaa dr semua hal yg bli katakan di atas, bayangkan itu semua d wadahi, dan d tunjukkan ke masyarakat.. Berbagai adat dan watak d mixxing dalam satu wadah.. Tentunya bakal sangat indah dan SERU !!.. Gmn ??.. Eksistensi UGM bakal lompat jauh ke atas dr 10 tahun ketertinggalannya..
ReplyDeleteTerimakasih sodara Kenan Ardito untuk apresiasinya, jadi gini aja gampangnya, saya memang untuk tidak mengumbar janji seperti mafia politisi tambun bangsa kita, yang kita sering liat di media. Aspirasi sodara kenan memang sudah menjadi harapan sebagian temen2 lain yang 'haus' perubahan. Ini memang harga mati seharusnya. Kita ini UGM! Kampus bersahaja dan dicinta.. haha..Bosan dengan kegiatan yang itu2 aja?atau jenuh dengan orang2 itu aja?pengen sesuatu yang baru?hmmm..pengen berekspresi?KAMPUS BIRU solusinya,,Karena cintaku di kampus biru ;)Calon DPM no.1 Made Bhela Sanji Buana dari Partai Kampus Biru ;)
ReplyDeleteIya bli, asal tau saja mahasiswa adalah penggerak bangsa bli,, cikal bakal punggawa punggawa bangsa.. Saya merasa kehidupan mahasiswa skrg terlalu pasif, serasa terlalu di arahkan untuk "lulus cepat".. Padahal kehidupan mahasiswa itu sangat mendebar-debarkan.. Banyak hal yg bisa d pelajari untuk d praktekkan di masa depan, bukan hanya ilmu pendidikan, tetapi juga jaringan.. Hal - hal itulah yg kita butuhkan bli, kesadaran akan hal - hal tersebut lah yg harus di munculkan.. Hidup Mahasiswa Indonesia !!
ReplyDeletelanjutkan putra bangsa,,junjung tinggi makna PANCASILA di sela-sela laknatnya masa,dendangkan suara di gemuruh jatuhnya moral bangsa,!!!from zaman majapahit till now,,hehe kita adalah bangsa yg besar,bangsa yg kuat,bangsa yg selalu menghargai pebedaan,bangsa menjunjung tinggi makna bhineka tunggal ika,...!!BABE gue pernah bilang" “senjata tiada menyinggung hidup, api tiada membakar, tiada air membasahi, tiada angus oleh angin yang panas, tiada tertembusi, tiada terserang, tiada terpijak dan merdeka, kekal abadi. Di mana-mana, tetap, tegak, tiada Nampak, terucapkan tiada, tiada terngkum oleh kata-pikiran, tiada pribadi telah itulah yang di sebut JIWA”Kita adalah bangsa yg berjiwa kesatria bukan pengecut n penjilat,.....ampure len ten nyambung,..hahaso maju terus mahasiswa,..
ReplyDelete@kenan ardito : yaap.. itulah kampus biru. Karena kita tampan, kritis dan cerdas! ;)
ReplyDelete@dedek zuden: HIDUP! Tendang segala bentuk penyeragaman. Karena perbedaan itu indah.. ;)
ReplyDelete